Pasbar, - Kepedulian terhadap korban gempa Pasaman Barat terus mengalir hingga Ramadhan. Untuk kesekian kalinya Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) menyalurkan bantuan untuk korban gempa.
Kali ini bantuan datang dari Pengurus Pusat IPPAT dengan menyerahkan donasi sebesar Rp 31.500.000. Donasi diserahkan oleh Ketua Pengurus Wilayah IPPAT Sumbar Novrial Baharun Dt Suri Maharajo SH MKN bersama Wakil Ketua Bidang Sosial dan Pengabdian Masyarakat Jayat SH MKn. Turut hadir jajaran pengurus wilayah IPPAT beserta PPAT Pasaman Barat.
Bupati Pasaman Barat Hamsuardi yang menerima langsung donasi itu mengapresiasi kepdulian IPPAT.
”IPPAT terus memperhatikan korban gempa baik Pasaman Barat maupun di Kabupaten Pasaman. Kami dari Pemkab Pasaman Barat mengapresiasi atas kepedulian ini, ” tutur bupati.
Bupati berharap agar bantuan dari IPPAT tersebut bukan bantuan yang terakhir untuk para korban gempa.
Karena saat ini ada 4000 rumah terdiri dari rusak berat, sedang dan ringan. Untuk itu penanganannya butuh kerja bersama. Selain itu juga banyak tempat ibadah yang roboh.
”Semoga nantinya IPPAT bisa menggalang bantuan kembali untuk daerah kami ini, ” harap bupati.
Ketua Pengurus Wilayah IPPAT Sumbar Novrial Baharun Dt Suri Maharajo mengatakan, IPPAT terus berupaya menggalang dana membantu korban gempa baik di Pasaman Barat maupun Pasaman. Dengan begitu beban para korban bisa lebih ringan.
Wakil Ketua Bidang Sosial dan Pengabdian Masyarakat IPPAT Sumbar Jayat SH MKn mengatakan, IPPAT telah tiga kali menyalurkan bantuan untuk para korban gempa.
Bantuan pertama diserahkan untuk korban gempa di Nagari Kajai dan Jorong Timbo Ambu. Bantuan yang diserahkan berupa sembako.
Kemudian bantuan kedua diserahkan untuk korban gempa Malampah di Pasaman Timur. Bantuan yang diserahkan juga berupa sembako. Semantara bantuan ketiga berupa uang tunai sejumlah Rp 31.500.000.
”Semoga bantuan ini dapat meringankan beban masyarakat kita yang terkena musibah gempa, ” ujar Jayat.
Ia juga mengajak pihak-pihak lainnya terus memperhatikan para korban gempa, mengingat mereka masih banyak yang tinggal di hunian sementara (huntara).
”Duka mereka adalah duka kita bersama, mari kita ringankan beban mereka, ” pungkasnya.(*)